Meskipun leukemia memiliki tanda dan gejalanya tersendiri, akan tetapi harus menjalani tes terlebih dahulu sampai benar-benar dinyatakan telah terdiagnosa terkena kanker darah mematikan yang satu ini.
Diagnosanya biasanya dibuat dengan cara menganalisis sampel darah pasien melalui CBC (complete blood count) atau evaluasi mikroskopis darah.
Setidaknya terdapat 4 jenis leukemia yang biasa menyerang orang-orang, diantaranya:
- Leukemia myeloid akut atau myelogenous AML
- Leukemia myeloid kronis atau myelogenous CML
- Leukemia limfositik akut atau limfoblastik ALL
- Leukemia limfositik kronis atau CLL
Sama halnya seperti jenis kanker pada umumnya, leukemia sangat sulit untuk disembuhkan, atau bahkan tidak dapat disembuhkan sama sekali. Sampai sekarang pun belum ada obat khusus yang tersedia dalam melawan penyakit ini.
Oleh karena itulah, pencegahan menjadi satu-satunya cara terbaik bagi kamu sebelum terkena penyakit mematikan yang satu ini.
Selain itu, pastikan juga kamu mengetahui penyebab dan faktor resiko terkena leukemia agar tahu cara dalam mengatasinya dan mendapatkan pengobatan lebih cepat jika diduga terkena. Adapun penyebabnya sudah kami paparkan di bawah ini secara lengkap.
1. Terpapar Agen Penyebab Kanker
Sebagian besar paparan agen penyebab kanker adalah berupa radiasi yang berasal dari ledakan bom atom, kecelakan reaktor nuklir, atau bekerja di tempat pembangkit tenaga senjata berbasis atom.
Beberapa jenis radiasi ini memiliki lebih banyak energi yang cukup untuk memutus ikatan kimia tertentu, melepaskan elektron dari atom, hingga merusak DNA dalam sel tubuh manusia.
Bahkan di zaman perang dunia dulu, efek paling pertama yang muncul dari paparan radiasi bom atom adalah berupa leukemia. Dokter dari Jepang bernama Takuso Yamawaki di Hiroshima pertama kali mencatat peningkatan kasus ini pada akhir 1940-an tepat setelah PD II berhenti.
Selanjutnya, mereka yang tinggal dekat dengan nuklir juga lebih rentan terkena. Sebuah studi kasus kontrol kanker di antara anak-anak berusia di bawah 5 tahun menemukan bahwa mereka yang tinggal di radius 5 km atau kurang dari fasilitas nuklir telah terkait dengan insiden semua kanker hingga 61%.
2. Merokok
Kebiasaan buruk yang satu ini memang sudah terkenal sebagai pengundang berbagai macam penyakit, tak terkecuali leukemia yang tak bisa disembuhkan.
Dalam sebuah penelitian kohort dan kontrol kasus baru-baru bahkan telah menunjukkan bahwa merokok mungkin memiliki keterlibatan dalam etiologi leukemia. Tingkat resiko dari leukemia itu tergantung dari seberapa banyak rokok yang dihisap. Semakin banyak maka semakin bahaya. Jenis leukemia terbanyak akibat rokok adalah myeloid.
3. Kemoterapi
Kemoterapi memang seringkali digunakan untuk melawan leukemia yang telah menyebar ke hampir seluruh tubuh, terutama jenis leukemia limfoblastik akut.
Akan tetapi, jika kamu mendapatkan kemoterapi untuk pengobatan kanker jenis lainnya, malah justru bisa meningkatkan resiko kamu terkena leukemia.
Bahkan disebutkan pula bahwa kemo dikenal sebagai faktor resiko yang lebih besar daripada terapi radiasi dalam menyebabkan leukemia. Resiko semakin tinggi jika dosis yang kamu dapatkan cenderung berlebihan, waktu pengobatan yang lama, dan intensitas dosis yang lebih tinggi.
Jenis obat yang menyebabkan leukemia sekunder terdiri dari agen alkilasi seperti siklofosfamid, penghambat topoisomerase II, dan agen antrasiklinik.
Pada sebuah penelitian yang melibatkan kaum wanita memperlihatkan bahwa kemoterapi bisa mendatangkan leukemia dalam kurun waktu 10 tahun saja pasca pengobatan dilakukan.
Bahkan jika dibandingkan dengan metode radiasi, maka kemoterapi jauh lebih berbahaya. Pasalnya, sinar radiasi hanya mengubah susunan DNA tumor yang menyebabkan menyusut atau mati.
4. Menderita Sindrom Myelodisplastik
Sindrom myelodispastik merupakan sekumpulan masalah kesehatan yang terjadi akibat adanya gangguan produksi sel darah. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa saja berubah menjadi leukemia yang mematikan.
Bahkan di masa lalu, sindrom myelodisplastik kadang-kadang disebut sebagai pra-leukemia atau leukemia tahap awal. Sementara di zaman sekarang, kondisi ini sudah diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk kanker yang ganas.
Dikenal pula dengan singkatan MDS, sindrom myeodisplastik ini ditandai dengan sumsum tulang yang tidak tumbuh sebagaimana semestinya, sehingga beberapa jenis sel darah pun tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuh kamu, sehingga menyulitkannya bekerja sebagaimana mestinya.
Bahkan dengan pengobatan yang memadai, MDS ini bisa berkembang menjadi leukemia ganas ketika kanker sumsum sulang tersebut membuat sel-sel darah mulai tumbuh di luar kendali tubuh.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan selama 8 tahun lebih, memperlihatkan bahwa 21 dari 151 pasien MDS mengembangkannya menjadi leukemia hanya dalam kurun waktu 5 bulan saja.
5. Sinrom Genetik yang Jarang
Ada sindrom genetik yang sangat langka yang bisa menyerang seseorang, dintaranya adalah sindrom Down, anemia Fanconi, ataksia-telangiektasia, dan sindrom Boom – yang mana semuanya telah terkait erat dengan kemunculan leukemia suatu hari nanti.
Seperti misalnya, anak-anak yang memiliki sindrom genetik Down cenderung memiliki salinan ekstra dari kromosom 21. Itu artinya, mereka jauh lebih mungkin untuk mengembangkan leukemia limfositik akut (ALL) atau leukemia myeloid akut (AML) dengan resiko keseluruhan sebanya 2 hingga 3%.
Sementara ataksia-telangiektasia (AT) merupakan penyakit multisistem langka, autosomal, dan resesif yang ditandai dengan degenerasi saraf, ketidakstabilan genom, serta peningkat resiok terkena kanker. Sekitar 10% dari AT homozigot berkembang menjadi kanker, yang sebagian besar terjadi pada sistem limfoid.
6. Faktor Genetik
Selain sindrom bawaan seperti yang sudah disebutkan di atas, leukemia juga bisa diwariskan secara langsung secara turun temurun.
Leukemia biasanya memang tidak menyebar melalui keturunan, akan tetapi menurut makalah yang diterbitkan di dalam Seminars in Hematology di tahun 2013 menyebutkan bahwa seorang anak bisa mewarisi penyakit mematikan ini sehingga mengurangi kelangsungan hidupnya secara drastis.
Sebuah gen yang bertanggung jawab akan munculnya faktor resiko yang satu ini adalah mutasi pada gen CEBPA yang diturunkan dalam keluarga. Mutasi ini diwariskan dan hadir sepanjang hidup seseorang di hampir setiap sel dalam tubuhnya.
Faktor lingkungan dan gaya hidup yang dilakukan oleh satu keluarga tertentu juga bisa meningkatkan resiko seseorang terkena leukemia. Seperti misalnya, jika seorang ayah yang doyan merokok di dalam ruangan dan terhirup oleh anaknya yang masih balita.
Sayangnya, leukemia tidak bisa diobati dan belum ada pengobatan yang memadai hingga sampai sekarang, jadi akan lebih baik jika segera diatasi sedini mungkin. Akan tetapi penderita leukemia juga terkadang akan mengalami remisi, atau keadaan seteah diagnosis dan pengobatan dimana kanker tidak lagi terdeteksi di dalam tubuh mereka.
Namun pada kebanyakan kasus, para penderita leukemia akan mulai kekurangan sel darah merah yang membawah oksigen, trombosit, dan sel darah merah yang melindungi tubuh dari penyakit. Ini terjadi sebagai akibat dari tubuh yang terlalu sibuk menciptakan sel-sel leukemia secara tak terkontrol.
Untuk alasan ini pulalah, leukemia bisa begitu mematikan bagi hampir semua para penderitanya. Saatini, tingkat kelangsungan hidup dari penyakit leukemia selama rata-rata 5 tahun mencapai 65,8%.
0 Komentar untuk "6 Penyebab Penyakit Leukemia Ketahui Faktor Resikonya "